Wednesday, July 8, 2015

Untuk Kamu

Kini sperti sebuah mawar yg sempat kau berikan padaku, dan kau adalah air yg mampu menghidupinya. warna merah di kelopak bunga yg begitu segar saat awal kau berikan, begitu mudahnya mnjadi layu ketika tak ada air yg diserap oleh sari-sari nya. Bunga itu pun mati, hatiku pun mati.
sisa-sia kelopak bunga yg mengering, kini menjelma mnjadi sisa-sisa ingatan yg haru.
ketika aku memngingat kebahagiaan yg sempat hadir diantara kita berdua. Lalu angin menghempaskannya entah kemana. Seperti kamu, yg meninggalkanku begitu saja tanpa pernah mengucapkan kata.

Apa kamu sadar? ada yg menanti kehadiranmu di beranda rumahnya, menantikanmu pulang dari pencarian yg membuatmu hilang. 
Berbahagialah dipelukannya, ceritakan bahwa kamu tak pernah menemukan rumah peristirahatan dikala lelah yang senyaman dia.
Biar semua gores luka yg pernah kau ukir dgn sejuta harapan ini sembuh dengan dirinya. 
Karna aku,aku Dina, aku hanyalah pelarian disaat kamu dihantui kesepian
karna aku, hanya pilihan yg tak akan pernah kau jadikan tujuan.

Hanya ini yg bisa aku ucapkan secara berulang : Terimakasih, untuk terima kasihmu yg kau ucap ditengah usahaku memperjuangkanmu.

No comments:

Post a Comment