Wednesday, July 29, 2015

Jatuh cinta

Hai, malam ini aku ingin brcerita. ya kmu pasti bisa menebaknya.
Aku sedang gembira haha, hm lebih tepatnya aku sedang jatuh cinta.
kepada siapa? tidak tidak, bicara tentang cinta buatku bukan perihal pada siapa
Tapi pada 'Apa' karna jika ditanya pada siapa berarti aku hanya cinta kpda fisik dan keberadaan dirinya, tp aku tidak begitu. Jadi jgn tanyakan padaku kpada siapa aku jatuh cinta.
Tanyakan pada 'Apa'. yaa, aku cinta pada caranya memanggil namaku dgn intonasi tertentu. Aku mencintai sikap dia yg rendah hati aku mencintai cara dia memandangku, yah semua yg ada padanya begitu indah.

Aku bahkan mencintai cara dia mengejekku. Aku cinta pada sunyi yg menenangkan ketika kita samasama terdiam meskipun tanpa bahan pembicaraan
Aku bahkan mencintai jarak yg memberi masa pada rindu yg menekukkan senyum di wajahnya ketika akhirnya kita bertemu.

Yaap, aku jatuh cinta dan aku bahagia.

mereka yg berjuang walau kesakitan

Sesuatu yang dipersatukan Tuhan tak dapat dipisahkan manusia. Seringkali kita menyebutnya jodoh. Ketika berlari, selalu tertuju ke arah yang sama. Ketika mencoba untuk pergi, selalu kembali ke jalan yang sama. Semua berputar dan berotasi, konsep jodoh sendiri semakin tereksplorasi. Katanya, jodoh berarti miliki banyak kesamaan. Katanya, jodoh berkaitan dengan hilangnya perbedaan. Dan katanya lagi, jodoh adalah soal memiliki seutuhnya. Jika itulah yang berarti jodoh, lantas bagaimana mereka yang jelas-jelas berbeda?

Jatuh cinta menimbulkan banyak rasa juga tanya. Ada yang bertemu, begitu mudah jatuh cinta, lalu kemudian memiliki. Ada yang tak sengaja bertemu, menjalin persahabatan, lalu saling mencintai. Ada lagi yang tak pernah rencanakan apapun, tapi tiba-tiba jatuh cinta, namun terhalang untuk memiliki karena perbedaan agama.

Pernahkan kita melirik sedikit pada jiwa-jiwa yang jatuh cinta walau berbeda? Seberapa besarkah perjuangan yang mereka lakukan hanya untuk merasakan jatuh cinta layaknya pasangan normal lainnya? Mereka kadang terpojokkan, oleh perbedaan yang katanya sulit disatukan; norma agama... sesuatu yang sudah menjadi patokan dan tak mampu lagi ditawar. Mereka berbeda tapi masih berjuang, mereka temukan banyak luka tapi berusaha tak terlihat kesakitan.

Ketika yang lain sibuk mencumbu tanpa pernah mengerti arti cinta yang sesungguhnya, mereka sibuk mengeja dan merapal doa yang sama; meskipun diucapkan dengan bahasa yang berbeda. Dalam setiap sujud, dalam setiap lipatan tangan, dalam setiap sentuhan Al-Quran, dan dalam setiap sentuhan Alkitab mereka saling mendoakan, meskipun tahu segalanya tak memungkinkan.

Segalanya terlewati dengan cara yang berbeda, apakah salah mereka? Hingga dunia menatap mereka layaknya penjahat kecil yang pasti bersalah dan tak berhak untuk membela diri. Apa salah mereka, jika mereka sama-sama mengenal Tuhan walaupun memanggilNya dengan panggilan berbeda?

Jika Tuhan inginkan sebuah penyatuan, mengapa Dia ciptakan perbedaan? Apa gunanya cinta dan Bhinneka Tungga Ika jika semua hanya abadi dalam ucapan bibir semata? hmm

Friday, July 24, 2015

No Title

Hari yg lalu aku menangis, menangisi cinta menangisi betapa paitnya akhir kisahku bersamanya. Lalu aku memutuskan untuk tidak ingin jatuh cinta, karna sulit bagiku untuk mempercayai hati ini kepada seseorang.
 Tidak, ternyata jatuh cinta tidak sesulit itu! aku baru saja merasakannya bersama seseorang. entah ini akan sperti apa aku tidak tau. tapi yg jelas saat ini aku sedang jatuh cinta. Jatuh kepada seorang lelaki yg unik, rendah hati, entah bagaimana aku bisa merasakan getaran itu saat dia ada.
Kalian tau bagaimana dia menatapku saat kita berjumpa? tatapan itu yg tidak akan pernah aku lupakan, mata nya yg indah. Ah sudahlah aku semakin terlarut dalam indah bola mata nya. ternyata jatuh cinta mudah, tak serumit kata-kataku. Tak perlu kususun
Semudah pernyataanku
“Aku nyaman! Nyaman mampu membuatku singgah padanya
Nyaman mampu membuatku menatap lagit tanpa mendongak!” Ribuan patahan bunga menghujam jantungku
Menatapmu melumpuhkan sendi, walaupun
perjumpaan kita diawali gugup.
Aku ingat saat awal kita kenal, saat itu aku baru saja mengakhiri hubunganku bersama seorang yg saat ini entah bagaimana wujudnya. saat itu dia ada, lalu aku ceritakan semua kesedihanku padanya. Dan entah bagaimana aku dan dia semakin dekat, aku memang terlanjur percaya diri bahwa dia menyayangiku. tp apa salahnya? Toh jika itu tidak benar, aku yg akan menanggung sakitnya sendirian. Karna bagiku, berani jatuh cinta harus berani patah hati juga. 
Semakin hari semakin kita dekat, semakin dia banyak mengucapkan hal hal manis padaku. 
Yah, seperti itulah jatuh cinta. Siang malam kuhabiskan untuk memikirkannya. Jujur saja, aku blm tau bagaimana ini akan berakhir. Dapat kubilang bahwa dia lelaki yg baru saja membuatku "Baper". yap, baper sperti kata kata jaman skarang. entah dia akan meninggalkanku begitu saja, atau emm sudahlah. ini masih dia rahasiakan.  

Wednesday, July 8, 2015

Berbahagialah Kamu

sampai saat ini, aku masih merasa sedih
saat aku terpaksa mengingat satu lambaian tangan selamat tinggalmu
yang menjadi hujan dimataku setiap hari nya.
siapa yang melerai pelukan terlebih dahulu?
ingin sekali berhenti menyalahkanmu
tapi saat aku sadar bahwa kamu yang melerai pelukan terlebih dahulu
dan meninggalkan ku
itu sangat menyakitkan.
sayang, Maafkan aku yang enggan melupakanmu sampai saat ini.
sebenarnya sangat mudah melupakan seseorang seperti dirimu
hanya saja aku menyukai tantangan.
hingga akhirnya aku tak mau melupakanmu sampai saat ini.

aku yang saat ini begitu asik mengenang tetesan embun.
aku seperti tak ingin beranjak dari pagi.
berharap matahari terlambat tiba,
dan memberi kita waktu utuh berdua saja.
Ada banyak perbincangan bodoh bersamamu, 
yang membuatku merasa pintar telah menjadi perempuanmu.
tetapi hujan dipagi hari membangunkan kenangan
yang sudah lama terlelap.
Seperti memanggil pulang nama seseorang,
yang telah pergi tapi ingatan tentangnya menetap.

Aku ingin kita tamasya ke padang awan.
Berlama-lama di sana, memelihara senja,
sampai berdua kita tak mau pulang.
Aku rindu kita.
Karena setelah kamu,
tiada benar-benar nyata.
Dan malam tak pernah lagi sama.
Kalau kisahku tak bisa bersama kamu.
Bisakah kita bersandiwara saja?
Sampai masing-masing kita lupa bahwa kita sedang berpura-pura.
Sayang, Hanya karena seseorang mau menunggu,
bukan berarti kau bisa mengulur waktu sesukamu.
pergilah, bagaimanapun harus tetap ada yang tinggal
untuk merawat kenangan yang belum siap tanggal.

Kenangan antara kita memang tidak bisa hilang,
tapi kenangan masih bisa terganti.
Sehingga yang lama perlahan memudar dan tak lagi berarti.
Aku, melepaskanmu dari segala pelukan rasa di hati dan fikiranku.
Selamat berbahagia sesukamu, Sayang.

Untuk Kamu

Kini sperti sebuah mawar yg sempat kau berikan padaku, dan kau adalah air yg mampu menghidupinya. warna merah di kelopak bunga yg begitu segar saat awal kau berikan, begitu mudahnya mnjadi layu ketika tak ada air yg diserap oleh sari-sari nya. Bunga itu pun mati, hatiku pun mati.
sisa-sia kelopak bunga yg mengering, kini menjelma mnjadi sisa-sisa ingatan yg haru.
ketika aku memngingat kebahagiaan yg sempat hadir diantara kita berdua. Lalu angin menghempaskannya entah kemana. Seperti kamu, yg meninggalkanku begitu saja tanpa pernah mengucapkan kata.

Apa kamu sadar? ada yg menanti kehadiranmu di beranda rumahnya, menantikanmu pulang dari pencarian yg membuatmu hilang. 
Berbahagialah dipelukannya, ceritakan bahwa kamu tak pernah menemukan rumah peristirahatan dikala lelah yang senyaman dia.
Biar semua gores luka yg pernah kau ukir dgn sejuta harapan ini sembuh dengan dirinya. 
Karna aku,aku Dina, aku hanyalah pelarian disaat kamu dihantui kesepian
karna aku, hanya pilihan yg tak akan pernah kau jadikan tujuan.

Hanya ini yg bisa aku ucapkan secara berulang : Terimakasih, untuk terima kasihmu yg kau ucap ditengah usahaku memperjuangkanmu.